TUGAS MINI PROYEK
PSIKOLOGI PENDIDIKAN 2011/2012
Fania Felicia M.H. ( 111301081 )
Dinarti Utari ( 111301093
)
Shellani Raudoh ( 111301115
)
1.
TOPIK
Dinamika Belajar Pada Pengajar
Profesional
2.
JUDUL
Pengajaran oleh pengajar professional di Sakai Morrisons
School
3.
PENDAHULUAN
Berdasarkan UU RI
No. 14 pasal 1 ayat 1 tahun 2005, guru merupakan pendidik professional dengan
tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik. Kami mengamati bagaimana cara mengajar guru yang
profesional pada sekolah sakai morrison ini.
Profesionalisme itu mencakup
keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal,
meningkatkan dan memelihara citra profes, keinginan untuk senantiasa mengejar
kesempatan pengembangan professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki
kualitas pengetahuan dan keterampilannya, mengejar kualitas dan cita-cita dalam
profesi, dan memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
Berdasarkan
penjelasan di atas, kami ingin mengamati bagaimana profesionalisme pengajaran
pada sekolah sakkai morrison. Kami ingin melihat apakah pengajaran yang di
lakukan sudah memenuhi kriteria yang baik untuk perkembangan anak pra sekolah.
4.
LANDASAN TEORI
Berdasarkan judul
yang kami pilih yaitu Dinamika Belajar Pada Pengajar Professional, ada pun
landasan teori yang digunakan. Berikut penjelasannya.
A.
DEFINISI
·
DEFINISI GURU / PENGAJAR
Berdasarkan UU RI
No. 14 pasal 1 ayat 1 tahun 2005, guru merupakan pendidik professional dengan
tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
·
DEFINISI PROFESSIONAL
Berdasarkan UU RI
No. 15 pasal 1 ayat 4 tahun 2005, professional merupakan pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
·
DEFINISI GURU PROFESSIONAL
Guru yang
professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi ini meliputi pengetahuan,
sikap, dan akademis. Dengan kata lain, guru professional merupakan orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.
Selain itu, guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan
baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. (Kunandar, 2009 : 47)
Profesionalisme
seorang guru/pengajar memiliki peran :
1.
Memberikan jaminan perlindungan kepada
kesejahteraan masyarakat umum khususnya di bidang pendidikan.
2.
Merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi
pendidikan yang selama ini dianggap rendah oleh sebagian masyarakat.
3.
Memberikan kemungkinan bagi guru untuk
memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan potensinya.
Kualitas profesionalisme ditunjukkan dengan 5 sikap, yaitu :
1.
Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang
mendekati standar ideal.
2.
Meningkatkan dan memelihara citra profesi.
3.
Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan
pengembangan professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas
pengetahuan dan keterampilannya.
4.
Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
5.
Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
B.
SYARAT
GURU PROFESSIONAL
Tugas dan
tanggungjawab seorang guru sangatlah berat, sehingga terdapat
persyaratan-persyaratan pokok yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru.
Berikut adalah beberapa pendapat ahli tentang persyaratan-persyaratan yang
harus dimiliki oleh seorang guru.
Menurut Sidi (
Kunandar 2009 : 50 )
Persyaratan
minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi seorang guru :
1.
Memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang
memadai.
2.
Memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan
bidang yang ditekuninya.
3.
Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
dengan anak didiknya.
4.
Memiliki jiwa yang kreatif dan produktif.
5.
Memiliki etos kerja dan komitmen tinggi terhadap
profesinya.
6.
Selalu melakukan pengembangan diri baik melalui
organisasi profesi, internet, buku, seminar dan semacamnya.
UU RI No. 14 pasal
8 tahun 2005 tentang guru dan dosen, menyatakan bahwa guru professional wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.
Berdasarkan
hal-hal di atas, ada 3 hal yang menjadi sorotan pada saat ini yaitu kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik.
1.
Kualifikasi Akademik
PP No. 19 tahun 2005 ( Standar Nasional Pendidikan )
pasal 28 ayat 2 menyatakan bahwa kualifikasi akademik merupakan tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian, mengenai ketentuan kualifikasi akademik
tersebut ditentukan dalam UU RI No. 14 pasal 9 tahun 2005 tentang guru dan
dosen menyatakan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.
2.
Kompetensi
Guru professional pada intinya adalah guru yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Menurut UU RI No. 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 10 tentang guru dan dosen
menjelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Ibid ( Hamzah, 2010 : 64 ) mengungkapkan bahwa
kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi guru ini tidak berdiri
sendiri melainkan dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman
mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru sering kali dinilai penting
sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, dan juga dijadikan sebagai
pedoman dalam pengembangan dan pembinaan guru.
Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas menyatakan
bahwa standar kompetensi guru meliputi 4 komponen, yaitu :
1.
Pengelolaan pembelajaran
2.
Pengembangan potensi
3.
Penguasaan akademik
4.
Sikap kepribadian
Menurut Pasal 28
ayat 3 PPRI No. 19 tahun 2005 menyatakan bahwa kompetensi sebagai agen
pembelajaran padajenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi:
a.
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik meliputi:
1)
Pemahaman wawasan guru akan landasan dan
filsafat pendidikan.
2)
Guru memahami potensi dan keberagaman peserta
didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan
masing-masing pserta didik.
3)
Guru mampu menyediakan kurikulum baik dalam
bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar.
4)
Guru mampu menyusun rencana dan strategi
pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5)
Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik
dengan suasana yang dialogis dan interaktif, sehingga pembelajaran menjadi
lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
6)
Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan
memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.
7)
Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta
didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
b.
Kompetensi kepribadian
Dilihat dari aspek psikologi kopentensi kepribadian guru
menunjukkan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian:
1)
Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai norma hokum, norma sosial, dan etika yang berlaku.
2)
Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3)
Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat
sebagai peserta didik.
4)
Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani
sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik.
5)
Memiliki akhlak mulia dan memiliki prilaku yang
dapat diteladani oleh peserta didik bertindak sesuai norma reigius, jujur,
ikhlas dan suka menolong.
c.
Kompetensi professional
Kompetensi professional menurut Usman (2004) meliputi:
1)
Penguasaan terhadap landasan kependidikan, dalam
termasuk: memahami tujuan pendidikan, mengetahui fungsi sekolah di masyarakat,
mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan
2)
Menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus
memahami materi pelajaran yang akan di ajarkan.
3)
Kemampuan menyusun program pengajaran, mencakup
kemampuan menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pelajaran dan
mengembangkan strategi pembelajaran.
4)
Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil
belajar dan proses pembelajaran.
d.
Kompetensi sosial
Sagala (2009: 39) mengungkapkan bahwa kompetensi sosial
mencakup perangkar prilaku yang menyangkut:
1)
Kemampuan interaktif, yaitu kemampuan yang
menunjang efektivitas interaksi dengan orang lain.
2)
Keterampilan memecahkan masalah kehidupan seerti
mengatur waktu, uang, kehidupan berkeluarga, memahami nilai kehidupan dan
sebagainya.
3.
Sertifikat pendidik
Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan dan diperoleh melalui sertifikasi profesi guru. Sertifkasi
profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah
memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi.
Syarat sertifikat pendidik bagi guru adalah:
a.
Memenuhi standar kualifikasi akademik (S1 atau
D4 dan Relevan)
b.
Menguasai standar kompetensi yang dibuktikan
dengan lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
penyelenggara tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh
pemerintah.
Manfaat dari
sertifkasi guru yaitu:
a.
Melindungi profesi guru dari praktek-praktek
yang tidak compete, yang dapat merusak citra profesi guru
b.
Melindungi masyarakat dari praktek-praktek
pendidikan yang tidak berkualifikasi dan tidak professional
c.
Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga
pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang
dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5.
TUJUAN PENELITIAN
1. Melihat
apakah pengajar sudah memenuhi standar pengajar yang telah ditentukan.
2. Melihat
keprofesionalan guru mengajar dalam kelas.
3. Melihat
apakah pengajaran yang diberikan sudah efektif.
6.
ALAT DAN BAHAN
-
Buku dan alat tulis
-
Laptop
-
Kamera digital
-
Reward ( berupa kue )
7.
SASARAN / OBJEK OBSERVASI
Pengajar murid-murid TK Sakai Morrisons ( Jl. Setia
Budi no. 173 A-D )
8.
ANALISIS DATA
Metode yang kami
gunakan dalam mengerjakan proyek pendidikan terhadap pengajar professional ini
adalah :
1. Metode
Observasi
Pada pengerjaan pryek ini kami menggunakan metode
observasi pada pengajar yang mengajar di dalam kelas, yaitu kelas anak
pra-sekolah. Kami mengobservasi pengajar secara langsung yaitu dengan mengikuti
proses belajar mengajar yang dilaksanakan dalam 1 hari. Kami melihat bagaimana
keprofessionalan dan keaktifan pengajar saat mengajar di kelas. Observasi
dilakukan dengan merekam, mengambil beberapa gambar, dan mencatat pengamatan
secara tertulis.
2. Metode
Wawancara
Metode wawancara ini kami gunakan untuk mengetahui tentang
sertifikat pendidik yang dimiliki oleh pengajar tersebut.
9.
KALKULASI BIAYA
-
Reward :
Rp. 26.000 x 2 = Rp. 52.000
-
Transportasi :
Rp. 10.000 x 2 = Rp. 20.000
Total = Rp. 72.000
10.
JADWAL PERENCANAAN
Kegiatan
|
April
|
Mei
|
Juni
|
|||||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||||||
Pemilihan
Topik
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Penentuan
Judul
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Mendiskusikan
metode & pelaksanaan observasi
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Pembuatan
Pendahulan dan Landasan Teori
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Permohonan
surat izin dari fakultas
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Konfirmasi
surat izin kepada kepala sekolah yang akan diobservasi
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Pelaksanaan
observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
||||||
Diskusi
untuk menganalisis data yang diperoleh
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
||||||
Diskusi
untuk membuat kesimpulan akhir
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
||||||
Pembuatan
Poster
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
||||||
Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
||||||
Posting
Blog
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
||||||
Melaporkan
hasil akhir kepada pihak Sakai Morrisons
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
||||||
11.
JADWAL PELAKSANAAN
No.
|
Kegiatan
|
Tanggal
|
Waktu
|
Tempat
|
1.
|
Diskusi pemilihan topik dan
penentuan judul
|
2 April 2012
|
13.30 WIB
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
2.
|
Diskusi perencanaan kegiatan, penentuan
metode yang digunakan, dan perencanaan pelaksanaan observasi
|
13 April 2012
|
10.00 WIB
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
3.
|
Diskusi pembuatan pendahuluan dan
landasan teori
|
18 April 2012
|
12.00 WIB
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
4.
|
Permohonan surat izin dari
fakultas
|
8 Mei 2012
|
11.00 WIB
|
Ruang Akademik
|
5.
|
Survei lokasi & pengajuan
surat permohonan ke Sakai Morrisons
|
12 Mei 2012
|
12.00 WIB
|
Sakai Morrisons
|
6.
|
Pembelian reward
|
22 Mei 2012
|
17.00 WIB
|
Toko Brownies Amanda
|
7.
|
Pelaksanaan observasi
|
23 Mei 2012
|
08.00 WIB
|
Sakai Morrisons
|
8.
|
Menyusun hasil akhir observasi
|
28 Mei 2012
|
14.00 WIB
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
9.
|
Pembuatan poster
|
2 Juni 2012
|
12.30 WIB
|
Kantin Fakultas Kedokteran USU
|
10.
|
Evaluasi
|
4 Juni 2012
|
13.30 WIB
|
Kantin Fakultas Kedokteran USU
|
11.
|
Posting blog
|
5 Juni 2012
|
12.00 WIB
|
Kantin Fakultas Kedokteran USU
|
12.
EVALUASI JADWAL PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN
No.
|
Kegiatan
|
Tanggal Rencana Awal
|
Tanggal Pelaksanaan
|
Tempat
|
1.
|
Diskusi pemilihan topik dan
penentuan judul
|
2 April 2012
|
2 April 2012
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
2.
|
Diskusi perencanaan kegiatan, penentuan
metode yang digunakan, dan perencanaan pelaksanaan observasi
|
13 April 2012
|
13 April 2012
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
3.
|
Diskusi pembuatan pendahuluan dan
landasan teori
|
18 April 2012
|
18 April 2012
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
4.
|
Permohonan surat izin dari
fakultas
|
5 Mei 2012
|
8 Mei 2012
|
Ruang Akademik
|
5.
|
Survey lokasi & pengajuan
surat permohonan ke Sakai Morrisons
|
12 Mei 2012
|
12 Mei 2012
|
Sakai Morrisons
|
6.
|
Pembelian reward
|
22 Mei 2012
|
22 Mei 2012
|
Toko Brownies Amanda
|
7.
|
Pelaksanaan observasi
|
23 Mei 2012
|
23 Mei 2012
|
Sakai Morrisons
|
8.
|
Menyusun hasil akhir observasi
|
28 Mei 2012
|
28 Mei 2012
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
9.
|
Pembuatan poster
|
2 Juni 2012
|
2 Juni 2012
|
Kantin Fakultas Psikologi USU
|
10.
|
Evaluasi
|
4 Juni 2012
|
4 Juni 2012
|
Kantin Fakultas Kedokteran USU
|
11.
|
Posting blog
|
5 Juni 2012
|
5 Juni 2012
|
Kantin Fakultas Kedokteran USU
|
13.
HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
Hari
dan Tanggal Observasi : Rabu, 23 Mei 2012
Waktu
: 09.00
– 12.00 WIB
Tempat : Kindergarden
A Sakai Morrisons
Jumlah
Guru dalam kelas : 2 orang
Jumlah
murid dalam kelas : 13
orang ( 1 orang tidak hadir )
Jadwal mata pelajaran : Matematika,
Bahasa Inggris, dan story telling di perpustakaan sekolah
·
Observasi
Pada hari rabu
tangal 23 Mei kami mengunjungi Sakai Morrisons School untuk melakukan observasi
mengenai dinamika belajar pada pengajar professional. Kelas dengan pengajar
yang kami observasi adalah kindergarden A ( TK A). Pengajar yang terdapat dalam
kelas sebanyak 2 orang yaitu Miss Ika dan Miss Tina dengan jumlah murid 12
orang. Jadwal pelajaran pada hari itu adalah matematika, bahasa inggris, dan
story telling di perpustakaan sekolah. Sebelum murid-murid hadir, para guru
menyiapkan buku-buku yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Berikut
adalah hasil observasi kami :
1. Saat
semua murid sudah hadir, murid dan guru berkumpul dan duduk di karpet agar
terasa lebih dekat. Guru menerangkan rules atau aturan yang berlaku selama di
dalam kelas kepada anak-anak dan mereka mengucapkan kembali aturan-aturan yang
diberi. Setelah itu guru mengajak murid-murid sedikit berbincang dan juga
memilih 1 orang anak untuk memimpin doa sebelum belajar.
2. Bahasa
pengantar yang digunakan selama belajar adalah bahasa inggris. Para guru sangat
fasih dan lancar dalam berbicara menggunakan bahasa inggris. Mata pelajaran
pertama adalah matematika. Guru memberikan materi pelajaran yang dipelajari di
papan tulis. Anak-anak duduk di bangku masing-masing dengan meja yang berbentuk
lingkaran.
3. Setelah
anak-anak memperhatikan penjelasan tentang materi pelajaran yang diberikan,
guru memberikan contoh soal untuk dijawab oleh anak-anak secara bersama-sama.
Setelah anak-anak mengerti, mereka diberikan soal latihan yang harus dikerjakan
secara individu. Namun ada beberapa murid yang kesulitan untuk memahami dan
mengerjakan soal latihan. Melihat keadaan seperti itu, guru berusaha
menjelaskan kembali dan membantu anak-anak untuk mengerjakan soal latihan. Tapi
tidak membantu secara keseluruhan, guru memberikan petunjuk-petunjuk agar
mereka dapat mengerjakannya.
4. Bagi
anak-anak yang sudah selesai mengerjakan soal latihan, mereka dipersilahkan
untuk membaca buku bacaan yang disediakan di dalam kelas sambil menunggu
teman-teman mereka yang belum selesai mengerjakan soal latihan.
5. Setelah
semua anak selesai mengerjakan soal latihan, tibalah waktunya mereka untuk
makan. Setiap anak membawa bekal masing-masing untuk dimakan. Sebelum makan,
anak-anak berbaris di depan pintu kelas untuk mencuci tangan. Anak-anak terliat
sudah terlatih saat membentuk barisan. Terdapat 1 orang yang dipilih oleh guru
untuk menjadi leader dalam barisan. Di sini kami melihat guru berperan dalam
memberikan kedisiplinan kepada anak-anak dan memberikan pelajaran bagi anak
untuk menjadi seorang pemimpin sejak dini.
6. Pada
hari tersebut, mata pelajaran setelah matematika adalah bahasa inggris. Tetapi,
pelajaran tersebut diganti dengan latihan menari. Anak-anak melakukan latihan
menari untuk mengisi acara graduation yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Di sini kami melihat para guru mampu mengkoordinir anak-anak untuk latihan
menari. Anak-anak dengan seksama memperhatikan gerakan-gerakan yang diberikan
oleh para guru. Para guru dengan sabar dan tekun dalam melatih anak-anak.
7. Setelah
selesai latihan menari, jadwal pelajaran selanjutnya adalah story telling yang
dilakukan di perpustakaan sekolah. Para guru tetap mengkoordinir anak-anak
untuk masuk ke dalam perpustakaan dan menginstruksikan kepada anak-anak agar
mereka duduk dengan rapi. Salah satu guru memilih satu buku cerita untuk
dibacakan kepada anak-anak. Buku cerita yang dipilih menurut kami sangat bagus
karena cerita dalam buku tersebut mengandung nilai moral yang baik dengan
contoh-contoh kejadian sehari-hari yang dapat dengan mudah dimengerti oleh
anak-anak usia pra-sekolah. Guru membacakan cerita dengan sangat menarik,
anak-anak dengan tekun mendengarkannya. Sesekali guru memberikan contoh
kejadian nyata yang terjadi sehari-hari selama jam belajar yang dilakukan oleh
anak-anak. Anak-anak juga sangat antusias ketika diberikan kesempatan untuk
memberikan contoh lain. Setelah itu, sebelum kembali ke kelas, guru memberikan
pertanyaan kepada anak-anak mengenai cerita yang baru saja mereka dengarkan.
Kemudian anak-anak berbaris untuk kembali ke kelas.
8. Sesampainya
di kelas, anak-anak membereskan barang-barang mereka. Para guru juga membantu
anak-anak dalam membereskan barang-barang. Setelah semua anak membereskan
barang mereka dan menyandang tas masing-masing, mereka berdoa bersama-sama dan
kembali membentuk barisan untuk pulang. Satu per satu mereka menyalami para
guru kemudian menuju keluar kelas. Kami melihat anak-anak sangat dekat dengan
para guru.
·
Wawancara
Kami
melakukan sedikit wawancara kepada kedua guru yang kami observasi yaitu Miss
Ika Yulianti dan Miss Demsi Martina Purba. Kedua guru ini adalah pengajar di
kelas Kindergarten A Sakai Morrisons School. Berikut hasil wawancara kami
dengan kedua pengajar ini.
1.
Miss Ika Yulianti ( Miss Ika )
Beliau merupakan lulusan S1 jurusan
ekonomi dari sebuah universitas swasta di kota Medan. Pemilik sekolah merekrut
beliau karena ia dinilai memiliki potensi dan juga pengetahuan akan paedagogi
untuk mengajar di sekolah ini. Miss Ika sangat lancar berbicara dengan
menggunakan bahasa inggris. Kemampuan tersebut ia dapatkan dengan mengikuti
kursus bahasa inggris sewaktu masih kuliah hingga sebelum bekerja. Miss Ika
sudah mengajar di Sakai Morrisons School selama kurang lebih 5 tahun.
2.
Miss Demsi Martina Purba ( Miss Tina )
Beliau merupakan lulusan S1 bidang pendidikan
dari salah satu universitas swasta di kota Medan. Pemilik sekolah juga memiliki
alasan yang sama saat merekrut Miss Tina sebagai pengajar di Sakai Morrisons
School ini. Miss Tina dinilai memiliki kemampuan yang baik untuk menjadi
pengajar kelas Kindergarten A. Ia juga sangat lancar berbicara menggunakan
bahasa inggris. Kemampuan tersebut ia dapatkan selama saat masih di bangku
perkuliahan. Miss Tina sudah mengajar di Sakai Morrisons School selama 1 tahun.
14.
KESIMPULAN
Setelah
melakukan observasi dan wawancara dengan pengajar di Sakai Morrisons School
dengan topik dinamika pada pengajar professional, kelompok kami membuat
kesimpulan dari hasil yang kami dapatkan bahwa pengajaran yang dilakukan oleh
pengajar di Sakai Morrisons School khususnya pengajar di kelas Kindergarten A
adalah sangat baik. Kami melihat bahwa para pengajar memiliki kemampuan yang
baik dalam mengajar, dalam mengahandle murid-murid, memiliki kompetensi yang
baik, dan memiliki paedagogi yang baik juga dalam mengelola kelas. Dapat
dikatakan bahwa para pengajar kelas Kindergarten A di Sakai Morrisons School
memiliki sebagian besar kriteria/persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
pengajar professional.
15.
TESTIMONIAL
Fania Felicia Magdalena Hutagalung (
11-081)
Mini
Proyek ini merupakan pengalaman pertama bagi saya. dan selama pembuatannya saya
mendapat pengalaman baru karena tugas ini menuntut kita untuk terjun langsung
ke masyarakat untuk mengobservasi pendidikan terutama dinamika pengajaran pada
guru professional yang merupakan tema yang kami ambil untuk tugas mini proyek
ini. Tugas ini membuat kami juga semakin kompak dan belajar untuk mengatur
waktu lebih baik sehingga dapat berkumpul untuk mendiskusikan tugas ini.
Dinarti Utari ( 11-093 )
Tugas mini
proyek ini merupakan tugas yang menarik bagi saya. Tugas ini memberikan banyak
pengalaman bagi saya baik dalam hal bekerja sama dengan anggota kelompok hingga
ketekunan dan kesabaran dalam mengerjakan tugas ini dari awal hingga akhirnya
selesai. Dengan adanya tugas mini proyek ini saya semakin bersemangat untuk
mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan.
Shellani Raudoh ( 11-115 )
Selama
pembuatan mini proyek ini saya sangat menikmatinya. Khususnya pada observasi ke
tk sakai morrisons. Saya mendapat banyak pengalaman dan pelajaran. Dan dalam
berkelompok pun kami sangat kompak jadi proyek ini semakin mempererat
kekompakkan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar