PELAJAR YANG TIDAK BIASA
Anak yang
tergolong sebagai pelajar yang tidak biasa adalah anak yang mengalami gangguan
atau ketidakmampuan belajar, gangguan bicara, gangguan bahasa, retardasi
mental, serta gangguan emosional yang serius. Pelajar yang tidak biasa
dikelompokkan dalam ketidakmmpuan atau gangguan :
1.
Gangguan organ indera ( sensori
)
2.
Gangguan fisik
3.
Retardasi mental
4.
Gangguan bicara dan bahasa
5.
Gangguan belajar
6.
Attention deficit hyperactivity
disorder
7.
Gangguan emosional dan perilaku
1.
GANGGUAN
ORGAN INDERA ( SENSORI )
·
Gangguan Penglihatan
Ciri-ciri gangguan penglihatan adalah seringnya
memicingkan mata saat membaca pada jarak yang sedikit jauh, membaca buku dari
jarak yang sangat dekat, mengucek-ucekkan mata, serta sering mengeluhkan
pandangan yang kabur. Terdapat beberapa anak yang mengalami gangguan visual
serius yang dikategorikan sebagai anak dengan penglihatan yang rusak yang
termasuk dalam penggolongan low vision dan murid buta.
Salah satu bentuk pengajaran untuk anak dengan gangguan
penglihatan adalah dengan menentukan modalitas seperti sentuhan atau pun
pendengaran agar si anak dapat belajar dengan baik. Anak yang mengalami
gangguan penglihatan sebaiknya diberikan posisi duduk di depan.
·
Gangguan Pendengaran
Anak yang menderita gangguan pendengaran seperti tuli
sejak dilahirkan akan mengalami ketidakmampuan dalam berbicara dan bahasa. Anak
–anak yang mengalami gangguan pendengaran membutuhkan pengajaran tambahan di
luar kelas.
Terdapat 2 pendekatan pendidikan untuk membantu anak
dengan gangguan pendengaran, yaitu :
a.
Pendekatan Oral
Pendekatan pendidikan ini menggunakan metode membaca
gerak bibir, speech reading, dan sejenisnya.
b.
Pendekatan Manual
Pendeketan pendidikan ini menggunakan metode bahasa
isyarat dan mengeja jari ( finger spelling )
Kedua pendekatan ini digunakan secara bersamaan untuk
mengajar murid yang mengalami gangguan pendengaran.
Selain itu, terdapat beberapa cara utnuk membantu anak
yang mengalami gangguan pendengaran, yaotu :
-
Pemasangan cochlear
-
Menempelkan semacam alat bantu
dengar di telinga
-
Memasangkan sistem hearing aids
dan amplifikasi
2.
GANGGUAN
FISIK
Yang termasuk dalam
gangguan fisik :
·
Gangguan Ortopedik
Gangguan ini mengakibatkan terbatasnya gerak atau kurang
mampunya mengontrol gerakan dikarenakan masalah pada otot, tulang, dan sendi.
Gangguan ini dapat disebabkan adanya gangguan atau ketidaksempurnaan pada tahap
prenatal dan neonatal pada anak, penyakit, serta kecelakaan.
·
Gangguan Kejang-kejang
Salah satu gangguan kejang-kejang yang sering ditemukan
adalah epilepsy. Epilepsy merupakan gangguan saraf yang ditandai dengan
serangan atau gangguan terhadap sensori motor. Anak yang mengakami epilepsy
pada umumnya akan dirawat dengan pemberian pbat anti-kejang yang efektif untuk
mengurangi gejala namun tidak menghilangkan penyakit tersebut. Ketika penyakit
ini tidak kambuh, maka anak tersebut akan berperilaku normal. Banyak melamun
dapat menjadi ciri-ciri atau gejala epilepsy ringan.
3.
RETARDASI
MENTAL
Retardasi mental adalah
kondisi anak sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan
anak ( >70 ) serta sulit beradaptasi dengan lingkungan. Anak dengan
retardasi mental juga akan mengalami ketidakmampuan dalam memerhatikan dan
merawat diri, bertanggungjawab dalam tanggungjawab sosialnya serta mengalami
ketidakmampuan dalam berinteraksi dengan teman sebayanya.
Retardasi mental dapat
disebabkan oleh faktor genetic serta kerusakan pada otak.
Faktor Genetik
a.
Down syndrome merupakan bentuk
paling umum dari retardasi mental yang diwariskan kepada anak secara genetik
yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada kromosom.
b.
Fragile X Syndrome merupakan
bentuk lain dari retardasi mental yang disbebkan oleh ketidaknormalan pada
kromosom X.
c.
Fetal Alcohol Syndrome
merupakan retardasi mental yang disebabkan oleh kerusakan otak pada anak saat
dalam kandungan yang dikarenakan pengkonsumsian alcohol berlebih oleh ibu.
4.
GANGGUAN
BICARA DAN BAHASA
·
Gangguan Artikulasi
Merupakan gangguan dalam melafalkan suara dengan tepat.
·
Gangguan Suara
Merupakan gangguan di mana anak mengalami gangguan dalam
ucapan yang menghasilkan ucapan dengan suara yang keras, kencang, terlalu
tinggi, atau pun terlalu rendah.
·
Gangguan Kefasihan
Gangguan ini mengakibatkan ketidaklancaran dalam
berbicara atau yang biasa disebut dengan gagap.
·
Gangguan Bahasa
Merupakan kerusakan signifikan dalam reseptif atau bahasa ekspresif
anak.
5.
GANGGUAN
BELAJAR ATAU KETIDAKMAMPUAN BELAJAR
Ciri-ciri anak yang
mengalami gangguan belajar:
a.
Memiliki kecerdasan normal atau
di atas rata-rata
b.
Kesulitan dalam satu mata
pelajaran
c.
Ketidakmampuan mendengar,
berkonsentrasi, berpikir, memori, membaca, menulis, dan mengeja serta
keterampilan sosial.
Anak yang
mengalami gangguan belajar sering kali mengalami kesulitan dalam menulis,
mengeja, dan menyusun kalimat. Mereka juga cenderung menulis dengan sangat
lambat.
Namun terkadang guru terlalu cepat
memutuskan bahwa seorang anak mengalami gangguan belajar ketika anak tersebut
mengalami sedikit gangguan seperti ciri-ciri di atas. Padahal hal tersebut bisa
jadi dikarenakan ketidakefektifan guru tersebut dalam mengajar.
Mengidentifikasi
anak dengan gangguan belajar dapat dilakukan oleh guru yang mengajar dalam
kelas sebagai langkah awal. Selain itu juga diperlukan evaluasi oleh psikolog
secara individual. Selanjutnya dapat dilakukan serangkaian test kehalian
visual-motor, bahasa, dan memori.
Terdapat juga
strategi intervensi yang dapat dilakukan. Intstruksi intensif dalam beberapa
waktu tertentu yang dilakukan oleh guru yang kompeten dapat memperbaiki
kekurangan dalam kemampuan membaca murid. Kombinasi antara pengajaran strategi
dan pengajaran langsung akan memberikan efek yang paling baik pada anak yang
mengalami gangguan belajar. Tipe instruksi ini terutama akan berefek positif
terhadap pemahaman membaca, kosakata dan kreativitas. Pengajaran yang paling
tepat untuk anak penderita gangguan belajar adalah kelompok iteraktif kecil,
teknologi, serta memperluas metode pengajaran guru.
Sumber : Psikologi Pendidikan ( John W.
Santrock )